Kalo orang lain pengen selfie saat naik Bis Bandros, maka saya berbeda. Saya ingin memotret apa yang saya lihat, apa yang saya jumpai, apa yang kita lewati saat melintas dengan bis tingkat 2 berwarna merah tersebut. Hasilnya bagus atau tidak, tak masalah…dibilang objek fotonya terlalu umum, juga tak menjadi soal. Memotret dari ketinggian saat Bis Bandros sedang berjalan, adalah sesuatu yang menarik.
Yang belum tahu rute Bis Bandros, melewati jalan mana saja, silahkan ikuti foto2 berikut ya. Start dari Taman Cibeunying, Bis bergerak mengarah ke jalan Citarum, dan berikut ini beberapa ratus meter sebelum berbelok ke Jl. Diponegoro.
Saat melintas Jl. Diponegoro, depan RRI Bandung, jalanan masih lengang dan sepi… ada kabel rendah membantang, yang membuat kami harus merunduk.
Di Jalan Diponegoro, objek foto yang wajib dibidik adalah Gedong Sate. Nah, melintas beberapa detik di depan Gedung yang menjadi ikon kota Bandung, bisakah mendapatkan momen?? 😆
Jawabannya adalah BISA!!
Dari Gedong Sate, bis meluncur ke Jalan Dago. Tidak ada yang spesifik sepanjang Dukomsel sampai dengan BIP, hanya saja jalan yang biasanya padat dengan kendaraan, sabtu pagi teras lengang. Itulah salah satu alasan saya memilih naik Bandros hari sabtu pagi : bebas macet!
Selepas Jl. Dago, disambung Jalan Merdeka. Ada gedung baru, menjulang di depan BIP. Sebuah kondotel : kondominium-hotel, baru nan cantik. Berbanding terbalik dengan gedung jadul di sebelahnya yakni Panti Karya.
Masih di Jl. Merdeka kita akan melewati Balai Kota. Yang terbaru di Jalan Merdeka adalah Taman Vanda. Taman ini baru saja selesai dikerjakan untuk menghiasi acara KAA. Walaupun tidak terkejar waktunya (saat KAA, taman ini belum rampung 100%).
Sayang, saat melintas taman ini, air mancur-nya lagi gak jalan. Untungnya, taman dengan latar gedung BI ini masih fotogenic, sehingga tetap terlihat ‘geulis’ hehehe…
Ini adalah Gereja Katderal yang legendaris. Bangunan vintage ini tetap indah dan anggun. Sayang, saya tidak mendapat gambar yang lebih baik dari atas bandros. Kecepatan bis melintas, tidak bisa berbanding dengan ketepatan, dari mana saya harus memotret gereja cantik tersebut….
Masih di Jl. Merdeka, ini adalah hotel Panghegar, tepat disamping rel kereta Api.
Kemudian, Bandros mengarah ke Lembong, lalu ke kanan yaitu Lengkong. Dan yang menarik buat saya adalah Hotel Preanger. Walaupun hotel ini terlihat megah dan modern, tapi tidak ‘menganggu’ bangunan aslinya yang dibiarkan retro dan menjadi salah satu heritage kota Bandung.
Nah, dari dari sini, Bis Bandros berbelok ke kanan, yaitu jalan Asia Afrika. Bersyukur, karena dipersimpangan lain sedang lampu merah, maka saat Bis Bandros melintas, jalan Asia Afrika tampak lengang dan indah.
Jalan ini masih cantik paska perayaan KAA. Pot bunga yang berjejer rapi di sepanjang jalan, bola batu yang bertuliskan nama2 negara peserta KAA, kursi besi berwarna tembaga semakin menguatkan retrospective jalan ini. Sedaaapppp…
Melewati hotel Homan….
Masih ada sisa-sisa nuansa KAA
Mencoba membidik gedung Huis Van de Vries…
Terus semakin ke barat, maka memotret pun menjadi semakin bergairah, tercabik antara ingin mengambil dengan angel yang beda tetapi Bis Bandros terlampau melaju dengan cepat walaupun sebenarnya gak cepat2 amat sih, tapi tetap aja serasa gak keburu, fiuuhh.
Sempat menjadi pusat perhatian saat melewati segerombolan anak TK yang sedang mengunjungi museum KAA di Gedung Merdeka lalu kami pun dadah dadah dari Bandros….😂
Melewati 2 Menara “Two Towers” yang menjadi ikon alun-alun Bandung….
Dan masih sempat memotret gedung SWARHA yang cukup legend…
Dari sini, bis belok ke kanan, Jl. Banceuy. Saya sudah tidak memperhatikan penjelasan tour guide, *disebelah kanan kita adalah penjara Presiden Soekarno blah..blah…blah….*
Masuk ke jalan Braga, saya benar2 tidak sempat memotret Gedung Bank BJB, karena tepat di belokan tersebut ada kabel semerawut yang sangat-sangat rendah, sehingga kami semua harus kembali merunduuuukkkk….
Yang istimewa di Jl. Braga adalah sepanjang jalan tersebut tidak ada kabel listrik yang membentang. Kami, dipersilahkan untuk selfie sukaesih, karena di jalan ini Bus Bandros melelaju dengan sangat pelan….
Coba perhatikan, jalan yang sarat dengan nostalgia orang2 Belanda, dengan bangunan yang serba retro, vintage semakin sempurna dengan tidak adanya kabel yang membentang…. suka deh…
Memandang langit Braga…
Dari Braga, Bis Bandros berbelok ke kanan, yaitu jalan Lembong (lagi). Nah disini saya sudah wanti-wanti, akan membidik taman di pertigaan Jl. Veteran, yaitu taman yang ada patung Adjat Sudradjat, pemain Persib yang sohor tahun 80-an. Oke, saya pun bersiap….
Tadaaaa….hehehe obsesi yang terlaksana…
Oke, Bis Bandros melaju ke Jl. Veteran, lalu ke jalan Sunda dan sekitarnya. Sebetulnya saya sempat memotret rumah tempo doeloe di sekitar Gor Saparua Bandung. Rumah tersebut disebut terkenal dengan sebutan Rumah Kentang, yang mana jika kita melewati rumah tersebut dan mendapati bau kentang, maka konon sedang ada penampakan. Sayangnya, pada saat memotret rumah tersebut hasilnya “blur”. 😕
Memasuki jalan, Riau dan Bis Bandros jelang kembali ke Taman Cibeunying. Sebelum tiba di Taman Cibeunying, seluruh awak dan penumpang Bis Bandros diajak menyanyikan lagu Halo-halo Bandung, yang disambut dengan antusias.
Demikian reportase (dan pamer foto)-yang berkepanjangan. Beneran, ini reportasenya kepanjangan…. sori ya temanz, semoga niat saya “ngabibita” naik Bandros, berkeliling Bandung di akhir pekan ini benar-benar menjadi pelatuk, sehingga kalian benar2 pengen keliling seperti saya….. *harapan yang rada maksa* 😆